tatap jadi usaha rangkai aksara
meski tetap sulit tuturkan bahasa
lalu bungkam kembali menjadi cara, tak tau harus apa
katanya, semua tak melulu tentang logika
atau kepercayaan yang selalu kita puja
tapi kali ini aku menyerah, tak ingin lagi memaksa
bicara perihal hati, apa pantas jadi alasan?
sama-sama pergi ingin menjaga surga
surga siapa? surga saya, surga dia
lihat, bahkan untuk mati saja berbeda
lihat, bahkan untuk mati saja berbeda
namun setidaknya saat ini kami menyerah atas hal sama
sebuah semu bernama bahagia
No comments:
Post a Comment